Copyright © musim yang baik.
Design by Dzignine
Senin, 16 Februari 2015

Baik itu, Manulife.

Temu kangen Blogger.

Minggu sore ini  adalah saat yang ditungggu. Kangen ketemu beberapa teman blogger yang sudah “cukup” lama tidak kopi darat karena sama-sama tenggelam dalam kesibukan masing-masing , sekaligus memenuhi sebuah ajakan yang “cukup” menggelitik dari @Dinneno  “yang ikut hanya yang sudah 25 tahun ke atas, ya” twit-nya. *spontan saat itu serasa tumbuh uban* 

Tempatnya di Café Srikandi Plaza Medan Fair event itu digelar, judulnya: Road show Reksa Dana Manulife. Acara dibuka agak molor, meski begitu itu jadi saat yang tepat untuk saya kenalan dengan beberapa peserta yang hadir ( sejumlah mahasiswa). Tak lama, beberapa teman blogger  datang, Windi Weirda Badia dan Din Neno. Kontan saja suasana kian riuh dengan saling-silang obrolan.

Sekitar pukul empat sore, acara dibuka dan langsung diselingi dengan kuis sembari menikmati sajian coffe dan pisang goreng. 
materi ringan dan makanan ringan  jodoh!




Acara yang dihelat santai ini mendatangkan speaker Ibu Krizia Maulana sebagai expert Invest Reksa Dana Manulife datang langsung dari Jakarta untuk memberi materi terkait InvestTalk 3i.

Paparan yang rileks karena dibawa sambil ngobrol ringan dari seorang yang memang sudah ekspert membuat saya pribadi yang begitu awam perihal dunia investasi mulai terbuka mata. Ternyata investasi nggak serumit yang saya kira karena Ibu Krizia Maulana banyak memberi contoh real yang dekat dengan kehidupan keseharian.

Dimulai dari “I” yang pertama,

Insyaf.
Di sini Ibu Krizia Maulana membuat peserta berfikir dalam-dalam, tentang inflasi ke depan,  juga 20-30 tahun ke depan akan seperti apa kita? apa yang akan kita hadapi? dan apa yang kita miliki saat nanti?

[ foto foto foto ]
Sebuah hitung-hitungan usia pun terpampang di slide beliau dan semakin membuat hati kecil ini berkata jujur, “emang udah waktunya, emang kudu insyaf lah, umurmu udah berapa bro?”

Irit

Mometum naiknya BBM baru-baru ini, sejatinya membuat kita lebih kreatif, mencari cara-cara baru yang relatif lebih minim cost biayanya.

Meminimalisir  aktifitas penarikan uang ATM dan dompet adalah salah satu cara kreatif itu.
Bu Krizia Maulana memberi tips irit paling penting, “jangan besar pasak dari tiang” dan “belanja kita harus lebih kecil dari pendapatan kita.”

Bu Krizia Maulana memberi gambaran kita yang memiliki life style ngopi di café tiap hari, mbok ya dikurangi seminggu sekali atau mengubah kebiasaan itu menjadi kegiatan minum kopi sendiri di rumah/ kantor dengan menggunakan biji kopi yang sama baiknya dengan kualitas café tapi menggunakan grander (alat gilling kopi manual) dan moca pot (alat peracik kopi manual) sendiri. Selain akan memiliki kemampuan mengolah dan meracik kopi dengan rasa tak jauh beda dengan yang dijual di cafe', keakraban keluarga/kantor tentu akan kian harmonis dengan seringnya ngumpul bareng.

Dan jika memang perlu, minum kopi sachet atau yang beli di warung juga bukan jadi masalah. Toh, esensinya tetap sama: ngopi. :D.

karena irit dibalik tiri. *beneran
Terkait BBM, bagi yang biasanya menggunakan mobil pribadi mungkin sudah saatnya kita mencoba menggunakan alat transportasi umum, juga bisa ikut cara berangkat kerja bareng semacam dengan bergabung di nebeng.com, atau kalau mau nggak nanggung-nangggung, menjadi bagian dari bike to work  (akhir-akhir ini kan lagi trend berangkat kerja pakai sepeda lipat -bukan muka lipat ya). nah, selain bakalan sangat menghemat cost transportasi, juga bakal menjaga stamina dan kesehatan. plus-plus tuh, walahlo! :)

Perihal rekreasi juga bisa diirit dengan dengan membuat variasi berlibur, seperti ke rumah sanak family, ke perpustakaan umum, ke taman kota, berkebun, atau bisa juga mengunjungi pasar malam yang relatif lebih murah ketimbang ke tempat-tempat hiburan yang untuk masuknya saja sudah ratusan ribu. #hmm.

Nah, tentunya masih banyak lagi kiat kreatif “mengolah” pendapatan.

NB: jika bingung, mintalah saran dari anak kost di sekitar anda. :D

Investasi.
   Bu Krizia Maulana memberi gambaran sederhana tentang investasi dengan perbandingan:
      - Menyimpan uang di bawah bantal
       - Menyimpan uang di tabungan
      - Menyimpan uang di Reksa Dana.
* Kelebihan Reksa Dana jelas terpapar jelas, perihal inflasi ke depan dan perkembangan dana yang kita simpan tersebut.

Life be Like Bee

“Kemanapun tujuan kita, perjalanan kita harus diawali dengan satu tujuan”
Begitulah, tujuan selalu membuat kita memiliki konsep, rencana yang kita semua tentu adalah ingin hal baik dan bermanfaat ke depannya.

Sekilas teringat sebaris kata, “Life be like bee,” sebagaimana sains dan agama yang saya percayai, lebah adalah hewan yang padanya lekat kebaikan. Lebah, hewan yang datangnya (pada tumbuhan) memberi manfaat (penyerbukan) dan apa yang dihasilkan/ditinggalkan juga sangat bermanfaat (menghasilkan madu, propolis, dll).

Baik itu, di Reksa Dana Manulife.
Ketika rencana, tujuan dan cara kita baik, maka yang terbaik adalah menyegerakan  segala hal baik itu sedini mungkin.

Bagaimana jika ada kesempatan berusaha, berprospek baik, aman, dapat dilakukan dengan modal minim dan  mendapati resiko yang kecil pada peluang usaha itu?

Apakah ada peluang usaha seperti itu? Legal kah? Adakah yang syariah? Mudahkah prosesnya? 
Reksa Dana Manulife menjelaskan semua ini. Beruntung sekali, Reksa Dana Manulife mengadakan  keliling nusantara demi memperkenalkan program-program inovatifnya seperti ini. sering-sering ya! #kode.

Akhirnya, adalah sebuah hal yang baik menyiapkan masa depan, memilih “Hidup menjadi seperti lebah” yang akan selalu meninggalkan hal-hal yang  baik lagi bermanfaat.

:: stand reksa dana Manulife, gift dan saat lanjut usia




[ . ] 










0 komentar:

Posting Komentar